Jumat, 16 Januari 2015

Deskripsi Batuan Sedimen

Batuan Sedimen Klatika (pasir sangat kasar – pasir sangat halus)

Warna 

Terdiri dari warna segar dan warna lapuk, sertakan pula variasi warnanya untuk memperjelas pemerian. Contoh: batupasir berwarna segar kelabu kehijau-hijauan. Pemerian warna ini mencerminkan tingkat oksidasi, kandungan mineral, dan lingkungan pengendapan batuan itu sendiri.
  • Warna merah: menunjukan keadaan oksidasi > non marin, mengan-dung Fe (umumnya hematit).
  • Warna hijau: merupakan reduksi dari warna merah, mengandung glaukonit, zeolit atau chamosite.
  • Warna kelabu: menunjukan keadaan reduksi > marin, kaya akan bahan organik. - Warna, kuning-coklat: menunjukan keadaan oksidasi, mengandung limonit, goethite, dan oksida besi.

Tekstur (properties of individual grain/sifat-sifat butiran) 

Besar butir (grain size), ditentukan dengan cara membanding-kannya dengan Skala Wentworth, kalau perlu bisa dibantu dengan manggunakan loupe, untuk breksi dan konglomerat dapat ditentukan dengan bantuan mistar kecil, kemudian tentukan pula ukuran minimal dan maksimal dari butiran atau komponennya. Contoh: batupasir berbutir sedang (114mm-112mm). Breksi dengan ukuran butir 7cm-12cm (Berangkal, 64mm-256mm). Besar butir ini mencerminkan energi hidrolik lingkungannya, dalam artian jika ia berbutir kasar maka dahulunya ia diendapkan dengan arus yang cepat dan begitu pula sebaliknya.

Bentuk Butir (grain shape), ditentukan dengan bantuan chart yang telah tersedia pada komparator dan gunakan istilah : 

  1. Sangat menyudut (very angular)
  2. Menyudut (angular)
  3. Menyudut tanggung (subangular) 
  4. Membundar tanggung (subrounded) 
  5. Membundar (rounded) 
  6. Sangat membundar (very Rounded)
Gambar Bentuk butir

Untuk melihat bentuk butiran ini dapat dilakukan dengan bantuan loupe (terutama untuk batupasir), dan tentukan pula kisarannya. Contoh: batupasir menyudut-menyudut tanggung. Bentuk butir ini mencerminkan tingkat transportasi butirannya, dalam artian bahwa jika ia memiliki bentuk butir yang membundar maka ia cenderung telah tertranspor jauh dari batuan asalnya.

Tabel Skala Wentworth


Kemas (fabric/grain packing), adalah derajat keterkaitan antar butiran penyusun batuan atau hubungan antar butir, dan ini dapat mencerminkan viscositas (kekentalan) medianya. Bila butirannya saling bersentuhan maka dinyatakan dengan kemas tertutup (berarti dia diendapkan oleh media yang cair/encer, sehingga kemungkinan mengandung semen-matrik). Bila butirannya tidak saling bersentuhan maka dinyatakan dengan kemas terbuka (berarti dia diendapkan oleh media yang pekat). Selain itu perhatikan pula apakah butirannya memperlihatkan pengarahan (imbrikasi) atau tidak. Kemas merupakan salah satu hal penting terutama dalam pen-deskripsian breksi atau konglomerat, dan bisa langsung diten-tukan tanpa menggunakan loupe.

Struktur Sedimen 

Berguna dalam menentukan top & bottom suatu lapisan, arah arus-purba (Paleocurrent) dan lingkungan pengendapan.

Secara garis besar struktur sedimen terbagi menjadi dua katagori, yaitu:
  • Struktur sedimen primer (depositional structures), struktur sedimen yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya suatu batuan, contohnya adalah: graded bedding, parallel lamination, ripple mark, dune and sand wave, cross stratification, shrinkage crack (mud crack), flacer, lenticular, dll.
  • Struktur sedimen sekunder (post-deposition structures), struktur sedimen yang terbentuk setelah proses litifikasi. Struktur sedimen sekunder meliputi:

  1. Struktur erosional, terbentuk karena erosi, contohnya: flute cast, groove cast, tool marks, scour marks, channel, dll.
  2. Struktur deformasi, terbentuk oleh adanya gaya, contohnya: slump, convolute, sand dyke, dish, load cast, nodule, dll.
  3. Struktur biogenik, terbentuk oleh adanya aktivitas makhluk hidup, contohnya: bioturbation, trace fossils, rootlet bed, dll.
Gambar Struktur sedimen, A : Wavy, B : Cross Stratification, C : Mudcrack, D : Flute cast, E : Bioturbation, F : Load Cast.

Permeabilitas 

Adalah kemampuan suatu batuan untuk meloloskan fluida. Cara menentukannya yaitu: 
  • Teteskan air di atas permukaan sampel yang akan diperiksa. 
  • Perhatikan apakah air tersebut diserap atau tidak oleh batuan ter-sebut. 
  • Bila cairan diserap dengan cepat, maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya baik. 
  • Bila cairan diserap dengan cukup cepat, maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya sedang. 
  • Bila cairannya diserap dengan lambat, maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya buruk.
Porositas

Adalah perbandingan volume rongga-rongga pori terhadap volume total seluruh batuan, dan dinyatakan dalam persen,


Sedangkan dalam penentuannya di lapangan gunakan istilah porositas baik jika permeabilitasnya baik, porositas sedang jika permebili-tasnya sedang, dst.

Pemilahan (Sorting) 

Adalah tingkat keseragaman besar butir penyusun batuan, mencer-minkan viskositas media pengendapan serta energi mekanik/arus ge-lombang medianya. Jika pemilahannya baik maka ia diendapkan oleh media yang cair/encer dengan energi arus yang kecil, dan begitu pula dengan sebaliknya. Gunakan istilah: 
  • Terpilah baik (well sorted) jika besar butirannya seragam. 
  • Terpilah sedang (medium sorted) jika besar butirannya relatif sera-gam. 
  • Terpilah buruk (poorly sorted) jika besar butirannya tidak seragam.
Dan untuk menentukan pemilahan ini dapat dibantu dengan menggu-nakan loupe (misalnya untuk Batupasir).

Gambar Pemilahan batuan

Kandungan CaC03 

Ditentukan dengan jalan meneteskan larutan HCl 0,1 Normal pada permukaan sampel batuan yang masih segar, jika ia berbuih/bereaksi (ngecos…!) maka batuan tersebut bersifat karbonatan (calcareous), dan begitu pula sebaliknya.

Kandungan mineral 

Mineral-mineral sekunder yang umum terdapat dalam batuan sedimen misalnya kalsit (ngecos oleh HCl, sedangkan kuarsa tidak), aragonit (memiliki habit yang menjarum), pirit (kuning pucat seperti emas de-ngan bentuk kristal kubik), glaukonit (berwarna hijau kotor), kaolinit (serbuk putih seperti bedak), dll.

Kandungan fosil 

Yang dapat ditentukan di lapangan tentu saja fosil-fosil yang bersifat makro (besar). Dalam penentuannya, sebutkan minimal kelas atau filumnya, jika ia berongga atau bolong-bolong maka itu adalah koral (filum coelenterata, artinya rongga), jika ia memiliki dua cangkang yang tidak sama besar (memiliki bagian ventral dan dorsal) maka itu adalah brachiophoda, jika ia memiliki dua cangkang yang sama besar, maka itu adalah moluska. Jika ia berbentuk menyerupai keong mas, maka itu adalah gastrophoda, dan jika ia berbentuk seperti bintang laut, maka itu adalah echinodermata, dll.

Kekerasan 

Merupakan tingkat kekuatan partikel batuan terhadap disagregasi. 
  • Kompak, bila tidak dapat dicukil dengan jarum penguji. 
  • Keras, bila masih dapat dicukil dengan jarum penguji. 
  • Agak keras, bila dapat hancur ketika ditekan dengan jarum penguji. 
  • Lunak, bila dapat dipotong-potong dengan mudah menggunakan jarum penguji. 
  • Dapat diremas, bila dapat diremas dengan jari tangan. 
  • Spongi, bila sifatnya seperti karet busa. Jika ditekan balik lagi ke asal.
Kontak (hubungan dengan batuan sekitarnya)

Perhatikan hubungan tiap satuan batuannya, apakah ia selaras (tentukan kontaknya apakah tegas, gradasi, atau interkalasi) atau tak selaras (ditandai dengan bidang erosi: angular unconformity, disconformity, paraconformity, atau nonconformity).

Deskripsi Batuan Sedimen Klatika (Batulanau dan batulempung)

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah batulanau, batulempung, napal, serpih. Pada kelompok ini yang tidak dideskripsi adalah tekstur, pemilahan, porositas, dan permeabelitas.

Namun ada pula yang harus ditambahkan dalam pendeskripsiannya, yaitu kilap (luster). Kilap dapat membantu pembedaan asal warna. Istilah – istilah yang dipakai untuk ini adalah :
1. Dull : Mati atau warnanya gelap
2. Earthy: Seperti tanah
3. Scoty : Seperti jelaga (katel gosong)
4. Oily : Seperti minyak
5. Silky : Seperti sutra
6. Velvel : Seperti beludru
7. Resinous: Seperti lemak
8. Waxy : Seperti lilin
9. Soapy : Seperti sabun

Deskripsi Konglomerat, Breksi, Breksi Gunungapi, Agglomerat. 

Untuk breksi, konglomerat, begitu pula breksi gunungapi dan agglomerat (detritus kasar), yang harus di deskripsi adalah komponen dan matriknya. 

Komponen 

Dalam pendeskripsian komponen dalam breksi dan konglomerat, dilakukan secara biasa, namun yang perlu diperhatikan:
  • Komposisi, apakah monomik (jika klastika terdiri dari satu tipe litologi), Oligomik (terdiri dari 2-3 tipe klastika), polimik (klastika terdiri lebih dari 3 jenis litologi). Dan tentukan pula jenis – jenis batuannya, jika batuan beku tentukan sifatnya apakah basaltis atau andesitis.
  • Ukuran komponen, tentukan ukuran maksimal dan minimal dari besar komponennya.
  • Kemas, tentukan kemasnya (terbuka atau tertutup). Dan lihat jika ada imbrikasi
  • Kekompakan, apakah komponennya lepas – lepas, atau monolitik (komponen dan matriks tak dapat dipisahkan)
Matrik

Dalam pendeskripsian matrik pada breksi dan konglomerat, dilihat apakah terdiri satu jenis batuan atau campuran, kemudian deskripsi seperti biasa.

Deskripsi Batuan Karbonat (Batugamping) 

Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung mineral karbonat lebih dari 50%. Pada umumnya, mineral karbonat adalah kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg (Co3)2). Batuan karbonat umumnya terdiri atas batugamping (kalsit sebagai mineral utama) dan batudolomit (dolostone). 

Secara umum, beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan akumulasi maksimum sedimen karbonat adalah lingkungan yang mempunyai:
1. Kedalaman yang cukup (umumnya pada laut dangkal <40m)
2. Hangat dengan penetrasi cahaya yang baik (25 – 30 C)
3. Kadar garam yang relatif stabil (27 – 40 /mil)
4. Aliran air yang jernih, agar proses fotosintesis sempurna

Klasifikasi batuan karbonat mempunyai banyak ragamnya. Sampai saat ini belum ada satu klasifikasi yang dapat memuaskan semua pihak, seperti halnya pada batuan klastika (seperti batupasir misalnya). Beberapa klasifikasi yang akan disajikan di bawah ini merupakan klasifikasi yang lebih umum dipakai oleh para ahli geologi.

Gambar Klasifikasi Folk (1959/1962)

Gambar Klasifikasi Dunham (1962)

Gambar Klasifikasi Embry & Klovan (1971)

Secara konvensional batuan karbonat juga diklasifikasikan menurut ukuran butiranya, seperti klasifikasi sedimen klastik berdasarkan skala ukuran butir Wentworth. Batuan karbonat dengan ukuran butir >2 mm dinamakan kalsirudit (disebut konglomerat pada sedimen non-karbonat), 63 mikron - 2 mm disebut kalkarenit (disebut batupasir pada sedimen non-karbonat), dan yang ukuran butirnya <63 mikron dinamakan kalsilutit (setara dengan batulempung).

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mendeskripsi batugamping antara lain:
  • Nama Batuan, disesuaikan dengan klasifikasi yang digunakan
  • Warna, deskripsikan warna segar dan warna lapuknya.
  • Feature, dari lapangan tentukan apakah batugamping berlapis atau terumbu
  • Dominasi, deskripsikan didominasi oleh skletal atau Non skletal
  • Organisme, deskripsikan organisme dari batuan per kelas, (Gastropoda, Alga, Coral, Bivalve, Foram)
  • Tekstur, penentuan tekstur mengunakan klasifikasi Folk, Dunham, Embry & Klovan, atau secara konvensional.
  • Struktur, kenali struktur yang terdapat pada batugamping tersebut.
Gambar Struktur sedimen pada Batugamping, A : Cavity Structures, B : Stromatolites, C : Tepees, D : Hardground













0 komentar:

Posting Komentar